Header AD

Surga di Hatimu

Posted on November 14, 2006 by alrasikh


Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya (QS. Al Kahfi [18]: 107 – 108).

Apa yang Anda bayangkan tentang surga? Saya yakin bayangan Anda tidak jauh berbeda dengan apa yang ada dalam benak saya. Dari kecil kita telah diberi sebuah gambaran yang luar biasa indah tentang surga. Tempat sempurna tanpa cacat yang dengan berbagai fasilitas kenikmatan tanpa batas. Ada bidadari yang menemani penghuninya, dalam taman yang mengalir sungai-sungai terindah. Setiap sudutnya sangat sempurna sampai-sampai khayalan kita tak mampu mencitrakannya dengan jelas.

Apakah Surga Benar-benar Ada?

Berbicara tentang surga, kita akan diajak memasuki alam yang jauh di luar jangkauan pikiran kita. Kita sebagai manusia sudah pasti penuh dengan keterbatasan. Pada saat detik ini kita berpijak, kita tidak tahu dengan pasti apa yang terjadi di belahan bumi lain. Atau ketika kita melakukan aktifitas saat ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, bahkan beberapa detik ke depan. Ini membuktikan bahwa ilmu yang kita miliki sangat sedikit, hanya seperti serpih yang tak terhitung dalam luasnya ilmu Allah. Butuh sikap rendah hati untuk mengakui bahwa akal kadang tidak mampu mencapai sesuatu yang melebihi batas logika kita.

Allah dengan taburan kasih sayang-Nya mengerti kelemahan kita sehingga Ia memberitakan tentang surga dalam firman-firmanNya dan menjelaskan tentang seluk beluknya. Bagi kita orang-orang beriman yang menerima Islam sebagai jalan hidup, kita meyakini bahwa eksistensi surga sama pastinya dengan eksistensi kematian. Begitu jelas sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi. Disinilah letak indahnya rahasia Allah dalam menguji sejauh mana tingkat keimanan hamba-Nya sehingga pantas untuk menerima kado istimewa dari Allah berupa surga seperti yang telah dijanjikannya kepada orang-orang pilihan. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya, kalimat dan ruh yang diberikan kepada Maryam adalah perintah dari-Nya, surga adalah benar dan neraka adalah benar, maka Allah akan memasukkan ia ke dalam surga atas apa yang ia amalkan” (HR Mutafaqqun ‘alaih).

Orang-orang Pilihan

Mereka yang disebutkan dalam hadits di atas adalah orang-orang yang bertaqwa, sehingga dengan ketaqwaannya itulah mereka menjadi orang-orang yang beruntung memperoleh tiket masuk kepada kebahagiaan abadi taman Firdaus. Muncul sebuah pertanyaan bagi kita yang mengaku seorang muslim, apakah kita termasuk dalam golongan mereka, sehingga kita pantas memperoleh surga. Seberapa besar komitmen kita untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya lalu sudahkah kita beristiqomah dalam jalan tersebut dengan mengikhlaskan diri hanya mengharap keridhoan-Nya. Allah SWT berfirman : “Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan : “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaaf [43]:13-14)

Sungguh sangat sulit untuk kita bertahan dalam fatamorgana dunia yang serba dinamis ini. Jatuh bangun kita mencoba bertahan melangkahkan kaki di jalan lurus-Nya. Sebuah kenyataan adalah, bahwa surga memang tidak didapat dengan cuma-cuma, butuh perjuangan keras dan sepenuh hati untuk meraihnya. Allah SWT berfirman: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang padamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama-nya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al Baqarah [2]: 214).

Pada dasarnya kehidupan kita di dunia ini hanya sebentar, sangat singkat dibanding kekalnya negeri akhirat. Sangat merugi apabila kita menukar kebahagiaan akhirat dengan keindahan semu duniawi. Lagi pula Allah telah menjanjikan bahwa selalu akan ada jalan keluar untuk setiap permasalahan yang kita hadapi sehingga setiap kesulitan pasti ada kemudahan.

Pelan Namun Pasti

Di atas kita sudah berbicara tentang gambaran surga, eksistensinya dan orang-orang pilihan yang beruntung memasukinya. Mengapa saya mencoba mengajak kita semua kembali merenungkan surga? Terus terang semua bermula pada satu hal bahwa setiap hari selalu saja kita mendengar kabar seseorang telah meninggal dunia. Entah siapa pun mereka, yang pasti sepertinya kita semua sedang menunggu jatah antrian itu. Bagaimanapun juga, fase tersebut pasti akan kita lalui.

Dengan me-refresh kembali ingatan kita tentang surga, seharusnya kita mampu membangkitkan semangat baru dalam diri, paling tidak untuk mulai menghitung-hitung dan mengevaluasi amalan kita. Misalnya bagaimana dengan sholat kita, apakah sudah lima waktu dan berjamaah di awal waktu? Jika sudah, apakah bisa ditambah dengan sholat-sholat sunnah? Begitu pula dengan bacaan Alquran kita, sudahkah kita mampu melafadzkan bacaan Qur’an dengan benar? atau jika sudah, apakah bisa kita meningkatkannya dengan mengerti maknanya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pelan namun Pasti. Tidak ada kata terlambat untuk merencanakan kebaikan dan bersegera menjemput Surga. Saat ini kita sudah harus berbenah diri, menyongsong kematian kita dengan penuh rasa percaya diri, dengan menyusun program yang mampu mendukung visi besar kita tersebut. Meskipun kita tidak tahu kapan kematian itu datang, besok pagi, lusa atau tahun-tahun mendatang, kita harus memiliki sebuah ‘master plan’ untuk mengejar keridhoan Allah. Kita harus yakin bahwa setiap usaha ikhlas kita akan dilihat oleh-Nya.

Allah SWT berfirman: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (QS. Az Zalzalah [99]: 7 – 8).

Maka selama kita masih diberi kesempatan untuk bernafas dan ruh ini masih berada dalam jasadnya, selama itu pula kita mesti mengisi ruang hati kita dengan keindahan surga. Menghidupkan taman surga dan mengalirkan sungai-sungainya yang damai di dalam kerinduan hati kita. Mudah-mudahan Allah ridho memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hambaNya yang shaleh dan memasukkan kita ke dalam surgaNya. Sungguh manusia penuh dengan kekhilafan, nampaknya kita mesti banyak-banyak bertaubat sehingga dengan rahmat dan ampunan Allah, kita mampu lebih optimis menyambut surga. Satu kurun waktu akan tertumpah habis dan fase baru yang kekal akan segera dimulai.

Allah SWT berfirman: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (QS. Ali Imran [3]:133-136).

Wahyu Ridhoni

Mhs Teknik Informatika 2003

Posted in: lembar jumat
sumber : http://alrasikh.wordpress.com/2006/11/14/surga-di-hatimu/
Surga di Hatimu Surga di Hatimu Reviewed by Arga Nur Pratama on 09.36 Rating: 5

Tidak ada komentar

Post AD